Halaman

Rabu, 13 Juni 2012

Kritik Sastra


KRITIK SASTRA
KRITIK OBJEKTIF TOKOH DAN PENOKOHAN
DALAM NOVEL LAYAR TERKEMBANG
KARYA St. TAKDIR ALISJAHBANA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kritik Sastra
Dosen Pengampu: Dra. Ambarini Asriningsari, M.Hum




Oleh:
Lya Fi’latul Wachidah
7E
08410225


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012

KRITIK OBJEKTIF TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL
LAYAR TERKEMBANG KARYA St. TAKDIR ALISJAHBANA


Novel Layar Terkembang karya St. Takdir Alisjahbana ini diterbitkan pertama pada tahun 1936 oleh penerbit Balai Pustaka. Dalam makalah ini akan membahas tentang kritik sastra yaitu kritik objektif mengenai tokoh dan penokohan. Kritik objektif berarti kritik yang menekankan pada struktur karya sastra itu sendiri. Jadi, yang dipakai dalam kritik objektif adalah argumentasi strukturalnya.
Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita, sedangkan penokohan adalah karakter atau sifat dari pelaku cerita. Dalam makalah ini akan membahas mengenai tiga tokoh utama dan penokohannya dalam novel Layar Terkembang karya  St. Takdir Alisjahbana yaitu Tuti, Maria, dan Yusuf.

1.      Tuti
Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia seorang wanita yang memiliki wawasan dan pemikiran modern. Dia aktif dalam berbagai kegaitan organisasi wanita. Dia mencoba menyamakan hak kaum wanita dengan kaum pria. Dia juga seorang yang selalu serius, jarang memuji, pandai dan cakap dalam mengerjakan sesuatu..
Dalam novel Layar Terkembang karya St. Takdir Alisjahbana ini, tokoh Tuti tergambar secara jelas dengan karakter atau sifat yang dimilikinya.
“Tuti bukan seorang yang kagum, yang mudah heran melihat sesuatu. Keinsyafannya akan harga dirinya amat besar. Ia tahu bahwa ia pandai dan cakap serta banyak yang akan dapat dikerjakannya dan dicapainya. Segala sesuatu diukurnya dengan kecapakannya sendiri, sebab itu ia jarang memuji. Tentang apa saja ia mempunyai pikiran dan pemandangan sendiri dan segala buah pikirannya yang tetap itu berdasarkan pertibangan yang disokong oleh keyakinan yang pasti. Jarang benar ia hendak melombar-lomba, turut menurut dengan orang lain, apabila sesuatu tiada sesuai dengan kata hatinya.” (Alisjahbana:4-5)
Dari kutipan diatas pengarang menggambarkan karakter atau sifat Tuti dengan detail. Hal ini akan memudahkan para pembaca untuk mengetahui dengan jelas karakter atau sifat Tuti dalam novel Layar Terkembang.
“Dan untuk menjaga supaya perempuan itu jangan insaf akan kedudukannya, akan nasibnya yang nista itu, maka diikat oranglah dengan bermacam-macam ikatan: bermacam-macam adat, bermacam-macam kebiasaan, bermacam-macam nasihat. Perempuan dikurung orang dalam rumah sampai bersuami, perempuan tiada boleh berjalan dari kejahatan dan aib, tetapi pada hakikatnya segalanya itu melemahkan perempuan. Ia terpencil dari dunia, pengalamannya kurang dan seluk beluk dunia tidak diketahuinya.” (Alisjahbana: 46)
Dari kutipan diatas pengarang menggambarkan sifat Tuti yang emansipasif dalam organisasi wanita. Pengarang menjelaskan kehidupan perempuan yang banyak sekali aturannya. Sampai saat ini juga masih banyak perempuan yang diikat dengan berbagai aturan terutama perempuan yang bertempat tinggal di desa. Dalam penyampaiannya, pengarang seakan-akan berada dalam dunia  nyata, sehingga mengerti tentang kehidupan perempuan.

2.      Maria
Tokoh Maria dalam novel Layar Terkembang karya St Takdir Alisjahbana dituliskan dan diceritakan secara jelas oleh pengarangnya tentang karakter atau sifat yang dimiliki Maria.
Maria adalah putri bungsu Raden Wiriatmadja. Dia seorang yang mudah kagum, mudah memuji dan memuja, lincah dan periang.
“Maria seseorang yang mudah kagum, yang mudah memuji dan memuja. Sebelum selesai benar ia berpikir, ucapannya telah keluar menyatakan perasaannya yang bergelora, baik waktu kegirangan maupun waktu kedukaan. Air mata dan gelak berselisih dimukanya sebagai siang dan malam. Sebentar ia iba semesra-mesranya dan sebentar berderau gelaknya yang segar leh kegirangan hatinya yang remaja.” (Alisjahbana:5)
Dari kutipan diatas, pengarang menggambarkan karakter atau sifat Maria dengan jelas pada setiap kalimatnya. Hal ini akan memudahkan para pembaca untuk mmengatahui karakter atau sifat dari Maria yang berlawanan dengan sifat Tuti. Pengarang dalam menggambarkan penokohan juga menggunakan bahasa perbandingan seperti kata “siang dan malam” pada kutipan tersebut. Pemilihan kata yang dipakai pengarang sangat menarik pembaca.


3.      Yusuf
Tokoh yusuf dalam novel Layar Terkembang karya St. Takdir Alisjahbana digambarkan pengarang secara terperinci mulai dari latar belakang pendidikannya sampai sifat yang menonjol dari Yusuf.
Yusuf adalah seorang putra dari Demang Munaf yang tinggal si Martapura, Sumatra Selatan. Dia pemuda terpelajar yang modern. Yusuf juga seorang Mahasiswa Sekolah TInggi Kedokteran di Jakarta, mempunyai sifat baik hati dan berbudi luhur.
“Tetapi…engkau mesti memperkenankan saya menghormati siapa yang patut dihormati. Tuti, saudaramu itu orang yang luar biasa. Di seluruh negeri kita payah mencari orang yang serupa itu…. Saya lihat engkau menyukarkan perjuangan batin yang sekarang sedang dialaminya. Lautan yang dalam, apabila ia bergelombang, besar pula gelombangnya.” (Alisjahbana: 141).

“Meskipun Maria tidak ada, Yusuf masih sering juga berulang-ulang ke rumah di pertemuan Gang Hauber dengan cidengweng itu. Katanya untuk mendengar-dengar kabar dan untuk menemani Tuti supaya jangan kesepian.” (Alisjahbana: 155).
Dari kedua kutipan diatas, pengarang menggambarkan karakter atau sifat Yusuf melalui gaya bicara Yusuf dengan Maria yang menonjolkan kewibawaannya seorang Yusuf. Pengarang dalam melukiskan karakter atau sifat Yusuf juga melalui tingkah laku atau perbuatan seperti dalam kutipan yang kedua diatas.
Setelah saya membaca dan mencermati karya St. Takdir Alisjahbana dalam novel Layar Terkembang, menurut saya penokohan dalam setiap tokoh memang bervariasi. Dalam novel ini pengarang menceritakan secara detail dan rinci karakter atau sifat dari masing-masing tokoh.
Dalam menjelaskan karakter atau sifat dari masing-masing tokoh, pengarang melukiskannya melalui kalimat-kalimat yang bervariasi. Misalnya melalui gaya bicara arau tingkah laku yang bisa menguatkan karakter dari tokoh tersebut. Sehingga dengan mudah para pembaca mendeskripsikan watak atau karakter dari tokoh novel Layar Terkembang karya St. Takdir Alisjahbana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar